G-Spot Benar Ada Bukan Mitos Belaka

G-Spot Benar Ada Bukan Mitos Belaka. Beberapa minggu setelah para ilmuwan Inggris mengumumkan bahwa G-spot alias titik rangsang itu mitos belaka, ilmuwan Prancis mengeluarkan pernyataan berbeda. Pertemuan ginekolog di Paris mengecam hasil studi Inggris, cacat.

Berdasarkan berita yang dilansir Daily Mail, Jumat (29/1/2010), peneliti di King’s College telah mempelajari 1.800 wanita dan tidak menemukan bukti mitos seputar zona sensitif wanita, yang lebih dikenal dengan G-spot.

Mereka mengatakan, G-spot sebuah mitos yang lahir dari terpaan media massa dan para terapis seks. Namun, para peneliti lainnya di Prancis dengan cepat menyanggah hasil penelitian tersebut.

Para peneliti Prancis mengatakan, peneliti Inggris tidak bisa menemukan G-spot. Mimoun Sylvain, panitia konferensi ginekolog Prancis memaparkan bahwa 60 persen wanita mempunyai G-spot, hanya memang perlu dicari.

"Dalam mencari bagian-bagian sensitif tubuh wanita, zona sensitif ini akan menjadi semakin dan semakin fungsional. Tetapi jika wanita tidak pernah menyentuhnya dan tidak ada orang lain yang pernah menyentuh, maka tidak akan ada dampaknya bagi wanita,” kata Sylvain.

Sedangkan ahli bedah Prancis terkemuka Pierre Foldes menyatakan, "Kajian King's College menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap wanita. Kesimpulan itu benar-benar salah karena mereka hanya mendasarkan penelitiannya pada pengamatan genetik,” ujar Foldes.

Lebih lanjut, Foldes menjelaskan bahwa seksualitas wanita berkaitan dengan variabilitas atau kecenderungan berubah-ubah. “Hal ini tidak dapat dikurangi atau aktif ataupun tidak aktif,” tambahnya.

Ginekolog Odile Buisson turut menganggapi kontroversi G-spot. Karakter Inggris identik dengan sikap "totalitarian".

“Saya tidak ingin mencap semua, tapi saya pikir karakter Protestan, liberal, Anglo-Saxon membuat Anda sangat pragmatis. Selalu ada alasan untuk segala sesuatu, sebuah gen untuk segalanya. Ini adalah (sikap) totalitarian,” papar Buisson.

Semua bermula dari para ilmuwan Inggris yang meneliti 1.804 wanita usia 23-83 tahun. Para partisipan diminta mengisi kuesioner. Mereka adalah pasangan kembar, identik dan tidak identik.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine tersebut menegaskan, jika G-spot ada pada salah seorang kembar identik, maka kembar lainnya pasti punya.

Tetapi ilmuwan Prancis menegaskan, dalam beberapa kasus di mana salah seorang kembar memiliki zona ini, para ilmuwan menemukan bahwa tidak ada pola yang muncul dari kembar lainnya. Faktanya, kembar identik kecil kemungkinan untuk berbagi G-spot daripada kembar tidak identik yang hanya berbagi setengah gen mereka.

Co-author Andrea Burri berkata, "Ini merupakan pernyataan tidak bertanggung jawab terhadap eksistensi suatu entitas yang tidak pernah terbukti kebenarannya dan menindas wanita, juga pria.

0 komentar:

Posting Komentar

Langganan Artikel

Dapatkan update terbaru dari blog ini, gratis..!

atau Berlangganan artikel via FEED Reader

Artikel Terbaru

Pengikut