Seks Nggak Bikin Atlet Piala Dunia 2010 Loyo

Seks Nggak Bikin Atlet Piala Dunia 2010 Loyo. Malah mungkin bisa mencetak banyak gol dan jadi Top Skor Piala Dunia 2010 :D Mungkin Anda pernah mendengar kabar atau selentingan mengenai ditabukannya beraktivitas seks sebelum olahraga karena bisa membuat loyo badan kita.

Piala Dunia 2010 sedang digelar. Penggila sepakbola seluruh dunia merayakan pesta akbar empat tahunan ini. Pernahkah Anda mendengar informasi bahwa pemain sepakbola tak boleh berhubungan seks sebelum bertanding?

Para pemain Tim Panser Jerman, misalnya, saat dilatih oleh Berti Vogt dikenai larangan keras untuk melakukan hubungan intim menjelang pertandingan. Berti Vogt beranggapan, seks sebelum turun ke lapangan hijau akan membuat para pemainnya menjadi lemah lunglai sehingga mudah menjadi bulan-bulanan lawan. Benarkah?

Ternyata, seperti dikutip dari buku Mitos Seks: Malu Bertanya Sesat Di…, anggapan demikian tidak langsung disetujui oleh para praktisi olahraga lainnya. Casey Stengel, umpamanya, salah seorang mantan pe-baseball profesional yang sempat menjadi manajer tim New York Yankees dan New York Mets, sama sekali tidak sependapat dengan hal tersebut.

“Melakukan aktivitas seks sebelum pertandingan tidak menimbulkan masalah apa-apa. Justru dengan melakukan hal ini sebelum pertandingan, kinerja seorang atlet dapat terbantu,” cetus Stengel kepada BBC yang meminta komentarnya soal satu ini.

Sejumlah pelatih sepakbola juga sependapat dengan Stengel. Pada salah satu putaran Piala Dunia, misalnya, pelatih tim Italia, pelatih tim Argentina, maupun pelatih tim Belgia justru membebaskan para pemainnya untuk bisa menikmati seks sepanjang kejuaraan. Untuk itu, para pelatih mengizinkan pemain-pemainnya untuk memboyong istri serta pacar mereka untuk menemani mereka selama kejuaraan. Pandangan manakah yang benar?

Aktivitas seks sebelum olahraga sama sekali tidak akan memengaruhi kekuatan, daya tahan, serta kemampuan fisik seseorang atlet,” demikian jelas pakar psikologi Ian Shirer, mantan Presiden Canadian Academy of Sport Medicine.

Menurutnya, pengaruh sebelum olahraga justru bersifat psikologis, bukan fisiologis. Pengaruh psikologis bermanfaat untuk membuat para olahragawan lebih tenang dan rileks.

“Banyak atlet menjelang pertandingan merasa tegang dan bahkan bermain begitu agresif di arena perlombaan dan malah kemudian kerap membuat blunder. Kerap seorang pemain sepakbola, umpamanya, menjadi langganan kartu merah di setiap pertandingan. Hal demikian terjadi karena ia tegang dan terlalu agresif. Seks sebelum bertanding justru dapat menolong masalah seperti ini,” ungkapnya.

Baca juga artikel Reco Pentung yang lain mengenai :

| Berita Artis | Berita Umum | Kesehatan | Lifestyle | Resep Masakan | Seksualitas | Tips | Zodiak |

0 komentar:

Posting Komentar

Langganan Artikel

Dapatkan update terbaru dari blog ini, gratis..!

atau Berlangganan artikel via FEED Reader

Artikel Terbaru

Pengikut